Peran Vitamin C Dalam Penanganan COVID-19

0
465

Vitamin C ramai diburu masyarakat di toko obat atau apotek-apotek. Kelangkaan Vitamin C sudah menyamai kelangkaan masker yang sudah sejak beberapa bulan terakhir terjadi. Bahkan minuman yang mengandung Vitamin C sudah mulai langka. Vitamin C yang dahulunya hanya suplemen dengan harga murah, sekarang harganya bisa hingga beberapa kali lipat. Vitamin C dianggap mampu menyembuhkan pasien Covid-19. Berikut bahasan terkait vitamin C yang digunakan dalam pengobatan maupun pencegahan Covid-19.

vitamin c

Vitamin C memiliki nama lain asam askorbat yang termasuk dalam vitamin larut air. Vitamin larut air umumnya tidak disimpan di dalam tubuh karena kelebihan vitamin jenis ini akan menstimulasi tubuh untuk mengeluarkannya melalui urin. Vitamin C secara umum berfungsi sebagai antioksidan, penstabil kerja enzim, terlibat dalam sintesis kolagen dan degredasi tirosin (mencerahkan kulit).

Hasil uji praklinis menunjukkan bahwa Vitamin C mampu melindungi subjek uji dari paparan coronavirus pada kasus SARS. Pada pengujian yang dilakukan terhadap 2 kelompok, didapatkan data bahwa kelompok yang tidak diberikan Vitamin C memiliki durasi kesembuhan yang lebih lama dibandingkan yang diberikan Vitamin C. Covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini memiliki kemiripan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) karena sama-sama disebabkan famili virus corona. Penelitian lain juga menunjukkan pemberian infus Vitamin C menurunkan tingkat kematian pada pasien sepsis dan infeksi saluran pernafasan akibat virus.

Hal tersebut mendasari penggunaan Vitamin C dalam penanganan Covid-19. Namun perlu diketahui, bahwa penggunaan Vitamin C dalam penanganan Covid-19 merupakan pengobatan tambahan atau terapi suportif atau pendukung.

Terapi utama pada kasus Covid-19 umumnya antivirus (lopinavir, favipiravir,remdesivir), klorokuin atau hidroksiklorokuin, antibiotik (azitromisin, levofloksasin, meropenem), parasetamol, dan terapi tambahaan lainnya. Vitamin yang direkomendasikan adalah vitamin C dan vitamin E. Vitamin C dosis tinggi memiliki kemampuan dalam meningkatkan kesembuhan pasien Covid-19. Vitamin C dosis tinggi merupakan prooksidan terhadap sel imun, sehingga mencegah badai sitokin yang terjadi pada pasien Covid-19. Badai sitokin yang terjadi pada pasien Covid-19 menyebabkan sesak nafas. Meskipun demikian, Vitamin C juga bersifat antioksidan terhadap sel epitel paru, sehingga melindungi sel epitel dari kerusakan akibat radikal bebas. Dosis Vitamin C sebagai terapi tambahan pada pasien Covid tergantung gejala yang timbul. Pada gejala ringan digunakan 100 – 200 mg per oral 3x sehari selama 14 hari, pada gejala sedang dan berat dapat digunakan dosis 400 mg secara intravena 1x sehari.

Penggunaan vitamin C dalam mencegah Covid-19 bertujuan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Vitamin C juga dapat mencegah dari serangan bakteri atau virus, termasuk virus corona melalui aktivasi sistem imun tubuh. Vitamin C juga terlibat dalam aktivitas sel darah putih yang berfungsi melawan bakteri dan virus. Vitamin C terakumulasi dalam sel fagosit seperti neutrophil, sehingga meningkatkan kemotaksis dan fagositosis sehingga membunuh mikroba. Vitamin C terlibat dalam pengaturan gen terhadap peningkatan deferensiasi dan proliferasi sel B dan sel T. Hal tersebut membuktikan peran Vitamin C dalam menstimulasi sistem imun. Pada uji klinis menunjukkan penggunaan vitamin C menurunkan kejadian pneumonia dan infeksi saluran pernafasan. Penumonia merupakan salah satu penyerta pada pasien Covid-19.

Vitamin C terdapat pada buah dan sayur, tetapi panas berlebihan saat memasak sayur dapat menyebabkan rusaknya Vitamin C. Langkah utama dalam mencegah terjangkitnya virus corona adalah menghindari paparan virus dengan cara tetap berada di rumah, menjaga jarak dengan orang lain, menerapkan pola hidup sehat termasuk mencuci tangan menggunakan sabun. Vitamin C dapat digunakan sebagai bagian dari usaha dalam melindungi tubuh. Kebutuhan Vitamin C per hari hanya sebesar 60 – 200 mg. Penggunaan vitamin C berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan pencernaan (diare, mual, muntah, kram perut), asidosis, pusing, dan pingsan. Kita harusnya bijak dalam menggunakan vitamin C dengan tidak mengkonsumsi Vitamin C secara berlebih.

Daftar Pustaka

Arabi et al. 2020. Critical care management of adults with community‑acquired severe respiratory viral infection. Intensive Care Med. 46:315–328

BPOM RI. 2020. Informatorium Obat Covid-19 di Indonesia. Penerbit BPOM. Jakarta.

Carr, A., & Maggini, S. 2017. Vitamin C and Immune Function. Nutrients, 9 (11), 1211. doi:10.3390/nu9111211

Davelaar, F. G. & Bos, J,.1992. Ascorbic acid and infectious bronchitis infections in broilers. Avian Pathology 21, 581–9.

Hemilä, H. & Douglas, R. M. 1999. Vitamin C and acute respiratory infections. International Journal of Tuberculosis and Lung Diseases 3, 756–61.

Koolman & Roehm. 2005. Color Atlas of Biochemistry. 2nd Edition,New York. Page 368-369.

Zang, L., & Liu, Y., 2020, Potential interventions for novel coronavirus in China: A systematic review, J Med Virol, 92:479–49

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here